sponsor

Slider

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Galeri Produk

ARTIKEL

Produk Lokal

Produk Luar

Lain-Lain

» » Rekonstruksi Gusjigang dalam Modernisasi Masyarakat Kudus

 

Citra pluralisme yang ada di Indonesia rupanya telah merambah di setiap sudut-sudut kota, bukan hanya terbatas pada beda ras ataupun beda pulau satu dengan pulau lainnya, termasuk di Kota Kudus. Namun demikian, kondisi tersebut tidak menjadikan kontraktif dalam berinteraksi. Sebelum Sunan Kudus mulai berdakwah di tanah Kudus, mayoritas masyarakatnya telah beragama Hindu dan Budha, dan hanya sebagian saja yang memeluk Islam, itu berkat dakwah Kyai Telingsing. Ketika Sunan Kudus hadir di antara umat-umat itu, beliau mulai berdakwah dengan menjalin keakraban terhadap budaya dari masing-masing kepercayaan yang dianut oleh masyarakat sekitar pada masa itu. Terjalinnya hubungan yang harmonis di tengah-tengah perbedaan itu secara analitik tercermin diantaranya dalam struktur bangunan monumental, yaitu Menara Kudus yang arsitekturnya merupakan akulturasi dari budaya Hindu dan Islam ; budaya pelarangan menyembelih sapi di tanah Kudus merupakan ajaran dari umat Hindu yang mempercayai sapi sebagai hewan yang suci ; kemudian pada padasan (tempat wudlu) yang dibuat Sunan Kudus saat membangun masjid, beliau meletakkan arca sebagai simbol toleransi terhadap umat Budha.

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply